Apa Itu Restaking? Cara Menggunakan EigenLayer

Pelajari cara melakukan restaking atas token Anda di Ethereum dan cara kerja beberapa proyek populer seperti EigenLayer dan liquid staking.

Mar 08, 2024
|

What Are Restaking And How Does It Work

Pokok Bahasan:

  • Dengan restaking, pengguna dapat melakukan staking token secara bersamaan baik di blockchain utama maupun protokol lainnya, mengamankan berbagai jaringan, dan berpotensi menghasilkan imbalan tambahan.
  • Trader yang melakukan restaking berpotensi meningkatkan imbalan, yang diperoleh dari jaringan asal maupun jaringan yang memproses restaking.
  • Ada beberapa pilihan restaking, termasuk restaking native di EigenLayer untuk Ethereum dan liquid restaking, yang memungkinkan nasabah melakukan staking aset, baik di jaringan utama maupun protokol lainnya.
  • Jaringan restaking seperti EigenLayer menerima berbagai aset di luar token bawaannya, meningkatkan keamanan jaringan, dan memanfaatkan likuiditas pasar DeFi, yang dapat menghasilkan pendapatan bagi nasabah dan protokol.
  • Nasabah yang memilih melakukan restaking harus menyadari risiko yang menyertainya, termasuk risiko pemotongan dan imbal hasil.

Dengan restaking, nasabah dapat melakukan staking atas token yang sama di blockchain utama dan protokol lainnya, mengamankan beberapa jaringan sekaligus dan berpotensi mendapatkan lebih banyak imbalan, tetapi juga menghadapi risiko pemotongan yang lebih tinggi. Berikut cara kerjanya.

Apa Itu Restaking?

Restaking memungkinkan token liquid staking di-staking dengan bantuan validator di jaringan lain. Dengan begitu, nasabah bisa mendapatkan lebih banyak imbalan sekaligus membantu meningkatkan keamanan pada jaringan staking melalui mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS).

Restaking dirancang untuk meningkatkan manfaat token yang di-staking, yang biasanya tertahan di blockchain PoS. Kini, protokol restaking memungkinkan penggunaan token ini. Salah satu contoh paling terkenal adalah EigenLayer, yang memungkinkan protokol memanfaatkan jaringan tepercaya Ethereumtanpa perlu menyiapkan validator sendiri.

Selain liquid staking, restaking juga dapat diterapkan sebagai setoran ulang atas imbalan yang diperoleh dari staking dengan node yang sama untuk meningkatkan keuntungan masa mendatang. Namun, artikel ini hanya akan menjelaskan staking pada token liquid staking.

Baru mengenal staking dan liquid staking? Pelajari prinsip dasarnya di sini.

Cara Kerja Restaking

Restaking, seperti namanya, adalah staking aset yang diulang sekali lagi setelah periode staking awal. Dengan proses ini, aset yang di-staking dapat digunakan dalam program atau platform staking lainnya untuk meningkatkan kegunaannya dan pemegang aset pun berpotensi mendapatkan imbalan tambahan, meskipun dengan risiko pemotongan yang lebih besar.

Mari kita lihat contoh dari ekosistem Ethereum. Jaringan Ethereum dikenal dengan konsensus PoS dengan tingkat keamanan yang tinggi berkat banyaknya validator dan luasnya distribusi. Namun, ETH yang di-staking tertahan di Ethereum sehingga memicu pengembangan liquid staking untuk derivatif. Liquid staking mengubah staked ETH pada token likuid, yang dapat digunakan di DeFi.

Liquid staking meniadakan persyaratan staking minimum 32 ETH sehingga pemegang aset dalam jumlah kecil dapat menggabungkan asetnya dengan nasabah lain dan berpotensi menghasilkan keuntungan dari imbalan staking.

Restaking mengembangkan konsep ini selangkah lebih maju. Protokol-protokol ini memungkinkan protokol terdesentralisasi lainnya menggunakan aset yang di-staking di Ethereum demi keamanan mereka sendiri. Baik validator maupun calon staker bisa mendapatkan imbalan ganda, yaitu imbalan dari jaringan utama Ethereum ditambah imbalan dari protokol tempat dilakukannya restaking.

Cara Melakukan Restaking Token

Di bawah ini penjelasan singkat tentang beberapa jenis restaking:

EigenLayer

Khusus bagi nasabah yang mengoperasikan node validator Ethereum, restaking di EigenLayer difasilitasi melalui serangkaian kontrak pintar. Kontrak-kontrak ini mengelola aset yang di-staking dengan bantuan node validator untuk memastikan keamanan ekonomi kripto yang disediakan protokol restaking.

Validator yang memilih untuk berpartisipasi dalam program restaking harus mengunduh dan menjalankan perangkat lunak khusus untuk node tambahan sebagai modul restaking. Dengan melakukan ini, validator berkomitmen memenuhi persyaratan restaking EigenLayer, yang mencakup kepatuhan terhadap ketentuan pemotongan tambahan.

Liquid Restaking

Liquid restaking, bentuk lain dari restaking, melibatkan penggunaan token liquid staking. Dalam proses ini, staker mula-mula melakukan staking aset dengan bantuan validator, kemudian mendapat token yang mewakili kepemilikan asetnya dengan bantuan validator tersebut. Sekarang, staker tersebut dapat melakukan staking atas token liquid staking di protokol restaking.

Berikut ini cara melakukan liquid staking di Crypto.com.

Setelah menyetor token ke protokol restaking, nasabah bebas menjelajahi aplikasi terdesentralisasi (dApp) yang tersedia untuk melakukan restaking atas tokennya. DApp ini, yang disebut Actively Validated Services (AVS) di EigenLayer, menggunakan liquid staking untuk meningkatkan keamanan infrastruktur melalui proses restaking.

Manfaat Restaking

  • Meningkatkan Imbalan: Staker berpotensi meningkatkan pendapatan dengan melakukan staking aset dalam dua jaringan.
  • Meningkatkan Keamanan: Makin banyak aset yang di-staking, makin tinggi nilai jaringan, sehingga daya tahan terhadap serangan pun meningkat. Dengan meningkatnya keamanan ini, hub dApp, protokol, dan platform menjadi makin andal.
  • Mengurangi Dumping: Dengan restaking, token asal menjadi lebih fleksibel sehingga dapat mencegah dumping. Peningkatan utilitas ini dapat menghindari hilangnya nilai bagi proyek dan para investornya sehingga mendorong ekosistem menjadi lebih stabil dan berkelanjutan.

Kekurangan Restaking

  • Pemotongan: Restaking memberlakukan ketentuan pemotongan tambahan sebagai kompensasi atas imbalan yang tinggi. Tergantung pada ketentuan protokol, pemotongan dapat menimbulkan risiko kehilangan aset yang signifikan bagi validator yang melanggar aturan. Staker pun terikat dengan aturan kontrak dan dapat dikenai denda berupa pemotongan jika melanggar aturan.
  • Risiko Imbal Hasil: EigenLayer memperbolehkan protokol memanfaatkan keamanan jaringan terdesentralisasi Ethereum yang tepercaya sehingga pelaku restaking menjadi termotivasi dengan adanya sistem imbalan ini. Akibatnya, pelaku restaking memilih protokol dengan imbal hasil tertinggi sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap jaringan Layer-1. Ada juga kekhawatiran bahwa nasabah mungkin menganggap restaking sebagai produk keuangan yang cepat menghasilkan dengan leverage tinggi.
  • Dampak Terhadap Blockchain Layer-1: Sebagaimana dikemukakan salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, restaking dapat menimbulkan risiko terhadap blockchain Layer-1. Protokol yang mengandalkan konsensus sosial Ethereum dengan melakukan pencabangan (fork) atau reorganisasi jika mengalami kerugian besar dapat menimbulkan konflik mengenai versi kanonik Layer-1. Pendiri EigenLayer, Sreeram Kannan, menyarankan agar pengamanan aplikasi yang menggunakan kembali penetapan validator Ethereum tidak boleh menggunakan konsensus sosial Layer-1.

Kesimpulan: Apakah Restaking Layak Dilakukan?

Restaking menjanjikan peningkatan efisiensi modal dan keuntungan ganda bagi nasabah yang bersedia mengambil risiko yang menyertainya. EigenLayer dan proyek lainnya menawarkan kesempatan restaking dan membuka potensi token yang di-staking di berbagai jaringan dan memasuki pasar DeFi.

Restaking menawarkan manfaat yang bisa didapat mulai dari peningkatan imbalan dan peningkatan keamanan jaringan hingga mitigasi risiko dumping aset serta memperkuat keamanan dan desentralisasi jaringan asal. Namun, potensi keuntungan ini dapat menimbulkan risiko, seperti kerentanan kontrak pintar, perilaku curang yang dilakukan validator, dan peningkatan risiko pemotongan — pelaku restaking harus mempertimbangkannya dengan saksama.

Lebih dari itu, adanya dampak restaking pada blockchain Layer-1, seperti yang dikemukakan salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menegaskan perlunya pendekatan yang hati-hati. Ketergantungan pada konsensus sosial dan potensi konflik jika terjadi kerugian yang signifikan menimbulkan pertanyaan tentang dampak staking dalam jangka panjang terhadap ekosistem blockchain yang lebih luas.

Uji Tuntas dan Lakukan Riset Sendiri

Semua contoh yang tercantum dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Anda tidak boleh menafsirkan informasi tersebut atau materi lainnya sebagai nasihat hukum, perpajakan, investasi, keuangan, keamanan siber, atau lainnya. Isi yang terkandung di dalamnya bukan merupakan permintaan, rekomendasi, dukungan, atau tawaran dari Crypto.com untuk berinvestasi, membeli, atau menjual koin, token, atau aset kripto lainnya. Keuntungan dari pembelian dan penjualan aset kripto dapat dikenai pajak, termasuk pajak keuntungan modal, di yurisdiksi Anda. Setiap deskripsi tentang produk atau fitur Crypto.com hanya untuk tujuan ilustrasi dan bukan merupakan dukungan, undangan, atau ajakan.

Kinerja masa lalu tidak menjamin atau mencerminkan kinerja masa depan. Nilai aset kripto bisa naik atau turun, Anda juga bisa kehilangan seluruh atau sebagian besar nilai aset yang Anda beli. Ketika menilai aset kripto, Anda hendaknya melakukan riset dan uji tuntas sendiri untuk membuat penilaian terbaik, sebab setiap pembelian menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya.

Bagikan dengan Teman

Siap untuk memulai perjalanan kripto Anda?

Dapatkan panduan langkah demi langkah untuk mengatur sebuah akun dengan Crypto.com

Dengan mengeklik tombol Memulai, Anda mengakui bahwa telah membaca Pemberitahuan Privasi Crypto.com yang menjelaskan cara kami menggunakan dan melindungi data pribadi Anda.
Mobile phone screen displaying total balance with Crypto.com App

Common Keywords: 

Ethereum / Dogecoin / Dapp / Tokens