Sebagai salah satu platform blockchain dengan pertumbuhan tercepat, Solana melakukan pendekatan yang unik terhadap distribusi token aslinya SOL, manajemen suplai, dan insentif ekonomi yang memicu minat yang luas. Memahami aspek-aspek ini adalah kunci untuk mengetahui potensi dan keterbatasan ekosistem Solana.
Dalam ulasan ini, kami membahas suplai beredar, suplai maksimum, dan total suplai, serta laju inflasi Solana, laju pembakaran, dan apakah token ini bersifat inflasioner atau deflasioner. Selain itu, kami menyajikan jadwal pembukaan Solana, grafik suplai, dan bagaimana tokenominya mendukung ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berkembang pesat.
Apa Itu Solana (SOL)?
Solana, yang dikenal dengan kecepatan dan efisiensinya, adalah platform blockchain yang bertujuan mengatasi tantangan skalabilitas dan kecepatan yang saat ini banyak dihadapi blockchain. Solana diluncurkan pada 2020 dengan visi sebuah dunia tempat aplikasi terdesentralisasi (DApp) dan berbagai proyek mata uang kripto dapat mencapai laju produksi (throughput) yang lebih tinggi dengan latensi lebih rendah tanpa mengorbankan keamanan. Platform ini menawarkan infrastruktur tangguh yang memungkinkan pengembang membangun berbagai macam aplikasi, mulai dari protokol DeFi hingga lokapasar token nonfungibel (NFT).
Tokenomi adalah model ekonomi mata uang kripto yang memengaruhi nilai dan utilitasnya, termasuk mekanisme suplai, distribusi, dan pemberian insentif. Tokenomi Solana dirancang untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan platform dengan insentif partisipasi yang sejalan dengan keamanan dan desentralisasi jaringan.
Distribusi dan Alokasi Token SOL
Memahami distribusi dan alokasi token Solana sangat penting untuk mengetahui aspek ekonomi di balik platform blockchain ini. Di blok genesisnya ada 500 juta SOL yang dibuat saat peluncuran jaringan Solana. Sejak saat itu, total suplainya terus menurun akibat berbagai peristiwa pembakaran biaya transaksi dan pengurangan token.
Sumber: https://icodrops.com/solana/
Total suplai SOL dihitung sebagai jumlah token (terkunci atau tidak) yang dihasilkan melalui blok genesis atau inflasi protokol dikurangi token yang sudah dibakar (melalui biaya transaksi atau cara lain) atau dipotong. Dengan ditetapkannya batas maksimum ini, tidak ada lagi token yang akan dihasilkan di luar batas tersebut sehingga memengaruhi proposisi nilai SOL dalam jangka panjang.
Sumber: https://icodrops.com/solana/
Cadangan Komunitas dan Alokasi Tim
Sebagian besar token SOL disisihkan untuk komunitas dan tim Solana. Cadangan Komunitas, yang dikelola oleh Solana Foundation, mendapat alokasi paling banyak, yaitu 38,89% dari total suplai. Besarnya alokasi ini menunjukkan komitmen Solana pada pertumbuhan dan pengembangan yang digerakkan komunitas.
Anggota tim dan Solana Foundation masing-masing mendapat 12,79% dan 10,46% dari total suplai. Perlu diketahui bahwa distribusi token SOL menimbulkan pertanyaan tentang desentralisasi Solana. Ada yang menyatakan kekhawatirannya pada sebagian besar suplai SOL yang dipegang sejumlah pemodal ventura dan investor perseorangan.
Untuk mengelola pelepasan token seiring waktu, Solana menerapkan jadwal vesting. Pendekatan ini membantu mengontrol suplai beredar dan potensi tekanan jual saat protokol jatuh tempo. Jadwal vesting biasanya berlangsung selama beberapa bulan atau tahun, menyesuaikan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholder) dengan kesuksesan jangka panjang protokol.
Secara keseluruhan, total suplai token SOL pada saat artikel ini ditulis sekitar 590 juta tanpa batas maksimum, dan suplai beredar sekitar 479 juta, yang mewakili lebih dari 80% dari total suplai. Suplai belum beredar, yang jumlahnya sekitar 117 juta SOL, terkunci di akun staking atau dimiliki Solana Labs dan Solana Foundation.
Model Inflasioner
Saat diluncurkan, SOL memiliki total suplai awal 500 juta token, tetapi tidak ada batas maksimum suplai. Sebagai gantinya, protokol Solana menggunakan model inflasi yang unik (disebut “Jadwal Inflasi”) untuk memberikan imbalan kepada validator jaringan dan pemegang token, yang secara otomatis membuat token baru pada jadwal inflasi yang telah ditentukan. Model ini dirancang untuk memberikan insentif kepada peserta jaringan sekaligus mengelola suplai SOL secara keseluruhan.
Jadwal Inflasi: Jadwal inflasi jaringan menguraikan cara protokol menerbitkan SOL dan berfungsi sebagai deskripsi deterministik penerbitan token dari waktu ke waktu, yang dijelaskan dengan unik dalam tiga parameter: laju inflasi awal, laju disinflasi, dan laju inflasi jangka panjang. Laju inflasi awal Solanaditetapkan sebesar 8% per tahun lalu turun sebesar 15% (disebut laju disinflasi) dari tahun ke tahun, dengan laju inflasi tetap jangka panjang sebesar 1,5% per tahun. Model disinflasi ini bertujuan menyeimbangkan pertumbuhan awal jaringan dengan stabilitas jangka panjang.
Sumber: Solana
Sejalan dengan itu, kami mengamati total suplai SOL (dalam jutaan) dari waktu ke waktu, diawali dengan total suplai awal sebanyak 488.587.349 SOL dengan simulasi inflasi yang dimulai dari total suplai pada 25 Januari 2020.
Sumber: Solana
Semua penerbitan inflasioner didistribusikan kepada pemegang token berdasarkan jumlah SOL yang mereka staking, ditambah dengan validator yang mengambil komisi dari imbalan yang dihasilkan SOL yang didelegasikan, seperti yang dibahas berikut ini.
Laju Inflasi Efektif: Laju inflasi yang sebenarnya dipengaruhi beberapa faktor, seperti pengurangan token secara simultan, yaitu mekanisme pembakaran utama token berupa pembakaran sebagian dari setiap biaya transaksi: 50% (awalnya) biaya dibakar dan sisanya disimpan validator yang memproses transaksi. Selain itu, faktor-faktor seperti kehilangan kunci privat dan berbagai peristiwa pemotongan (slashing) juga dapat memengaruhi laju inflasi.
Imbalan Staking dan Ekonomi Validator
Mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) Solana memungkinkan pemegang token SOL melakukan staking untuk mengamankan jaringan dan memvalidasi transaksi, yang berpotensi menghasilkan imbalan. Imbal hasil staking umumnya ditentukan berdasarkan jumlah SOL dalam staking di jaringan. Jadi, validator memainkan peran penting dalam ekosistem Solana, yang dirancang untuk menjamin keberlanjutan mereka dalam mengamankan jaringan.
Jenis-Jenis Imbalan Staking
Validator bisa mendapatkan penghasilan dari tiga sumber utama: komisi inflasi, imbalan blok, dan tip Maximal Extractable Value (MEV).
Komisi Inflasi: Solana berupaya memberikan imbalan kepada staker dan validator karena turut mengamankan jaringan melalui penerbitan token baru berdasarkan model inflasioner. Validator bisa mendapatkan imbalan dengan memberikan suara yang valid pada blok ketika terpilih sebagai pemimpin slot. Nilai imbalan didasarkan pada bobot staking validator pada akhir setiap epoch.
Imbalan Blok: Imbalan blok terdiri atas komisi pokok dan komisi prioritas yang dapat diberikan kepada validator apabila mereka berhasil mengusulkan blok sebagai pemimpin slot. Komisi pokok ditetapkan sebesar 0,000005 SOL per tanda tangan (saat artikel ini ditulis), sedangkan komisi prioritas ditentukan oleh pengirim dan bisa dinaikkan sesuai dengan permintaan transaksi.
Tip MEV: Tip MEV adalah potensi keuntungan yang dihasilkan dengan mengatur ulang transaksi dalam blok di blockchain.
Imbal Hasil Staking: Imbal hasil stakingadalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari staking SOL di jaringan berdasarkan laju inflasi saat itu, jumlah total SOL dalam staking di jaringan, serta waktu kerja dan komisi (biaya) validator masing-masing.
Pengeluaran Validator: Struktur biaya utama untuk validator terdiri atas biaya perangkat keras, biaya operasional (termasuk pemungutan suara on-chain dan bandwidth data), dan biaya peluang modal. Biaya pemungutan suara (voting), khususnya, cukup besar karena validator bisa menghabiskan sekitar 0,000005 SOL per transaksi voting atau 2–3 SOL setiap epoch (432.000 slot) dalam transaksi voting.
Untuk mendukung validator baru, Solana Foundation membentuk Program Delegasi Solana Foundation (SFDP) dengan tujuan mengimbangi biaya validasi awal dan meningkatkan desentralisasi jaringan. Dengan sistem ini, Solana Foundation menanggung biaya voting untuk validator pada tahun pertama dengan pengurangan bertahap seiring waktu.
Perlu diketahui bahwa staking di Solana mengandung sejumlah risiko. Meskipun tidak berjalan otomatis di Solana, slashing (pemusnahan token dalam staking sebagai hukuman) bisa terjadi dalam kondisi tertentu; misalnya—dan khususnya—jika ada validator yang berbuat curang atau gagal melakukan tugas, seperti menyebabkan jaringan terhenti atau offline terus-menerus. Mekanisme ini memberikan insentif kepada validator untuk mempertahankan standar kinerja dan keamanan yang tinggi.
Langkah-Langkah Keberlanjutan Jangka Panjang
Model tokenomi Solana menggabungkan beberapa langkah untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dengan keamanan jaringan. Biaya transaksi yang rendah di platform ini, dikombinasikan dengan laju produksi (throughput) yang tinggi, bertujuan menggaet pengguna dan pengembang yang berpotensi meningkatkan penggunaan dan nilai jaringan dari waktu ke waktu.
Mekanisme pembakaran, dengan memusnahkan 50% (awalnya) dari setiap biaya transaksi, menimbulkan efek deflasioner pada tokenomi Solana. Mekanisme ini dapat membantu mengimbangi inflasi dan berpotensi meningkatkan nilai token yang tersisa berkat kelangkaan yang tercipta.
Namun, perlu dicatat bahwa model ekonomi Solana saat ini menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, laju inflasi Solana saat ini 5%, dengan rencana penurunan hingga 1,5% dari waktu ke waktu. Ini masih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Ethereum yang hanya 0,5%. Selain itu, meskipun jaringan ini tidak mensyaratkan jumlah minimum staking, validator mungkin memerlukan jumlah dana staking yang jauh lebih besar daripada di Ethereum untuk menutupi biaya ketika penggunaan jaringan rendah.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Solana berfokus pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekosistem, mendorong adopsi pengembang, dan membangun kemitraan strategis. Prakarsa ini bertujuan meningkatkan penggunaan jaringan yang berpotensi menaikkan pendapatan biaya dengan model ekonomi yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Simpulan
Tokenomi dan langkah-langkah pengamanan jaringan Solana dirancang untuk menciptakan ekosistem yang seimbang yang memberikan insentif partisipasi dan memastikan keamanan jaringan dengan tujuan menjaga keberlanjutan jangka panjang. Walaupun tantangan tetap ada, berbagai pengembangan dan penyesuaian model ekonomi yang sedang berlangsung berupaya mengatasi masalah-masalah tersebut dan memperkuat posisi Solana di ranah blockchain.
Lakukan Uji Tuntas dan Riset Sendiri
Semua contoh yang tercantum dalam artikel ini hanya untuk keperluan informasi. Anda tidak boleh menafsirkan informasi tersebut atau materi lain sebagai nasihat hukum, pajak, investasi, keuangan, keamanan siber, atau nasihat lainnya. Di dalamnya sama sekali tidak terkandung ajakan, rekomendasi, dukungan, atau tawaran dari Crypto.com untuk berinvestasi, membeli atau menjual koin, token, atau aset kripto lainnya. Keuntungan atas pembelian dan penjualan aset kripto dapat dikenai pajak, termasuk pajak keuntungan modal, di yurisdiksi Anda. Setiap deskripsi produk atau fitur Crypto.com hanya untuk keperluan ilustrasi dan bukan merupakan dukungan, undangan, atau ajakan.
Kinerja masa lalu tidak menjamin atau mencerminkan kinerja masa depan. Nilai aset kripto bisa naik atau turun, Anda juga bisa kehilangan semua atau sebagian besar nilai aset yang Anda beli. Ketika menilai aset kripto, Anda hendaknya melakukan riset dan uji tuntas sendiri untuk membuat penilaian terbaik, sebab setiap pembelian menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya.
Tokenomi Solana berbasiskan insentif staking, jadwal vesting, dan kendali inflasi. Berikut ini cara kerjanya.
Butir-Butir Pokok
The total supply of SOL tokens, the Solana blockchain’s native cryptocurrency, currently is around 587 million without a cap, and the circulating supply is approximately 470 million, influencing long-term value dynamics.
Early investors, the Solana Foundation, and the community hold the majority of SOL tokens, with a vesting schedule to manage token release over time.
SOL’s staking model offers rewards to encourage network participation through staking, with an initial 8% annual inflation rate that decreases over time to a fixed 1.5%, ultimately reaching a long-term fixed inflation rate of 1.5% annually.
A token-burning mechanism burns 50% (initially) of each transaction fee; the remaining fee is retained by the validator processing the transaction, creating scarcity and counteracting inflation, which may positively impact SOL’s value.
To support network security and participation, validators earn rewards in three ways: inflation commission, block reward, and Maximal Extractable Value (MEV).
Dapatkan panduan langkah demi langkah untuk menyiapkanakun Crypto.com
Dengan mengeklik tombol Kirim, saya menyatakan telah membaca Pemberitahuan Privasi Crypto.com tempat kami menjelaskan cara kami menggunakan dan melindungi data pribadi Anda.