Apa itu The Graph?

The Graph adalah protokol yang mengindeks data dari blockchain seperti Ethereum. Para pengembang dapat menggunakan The Graph untuk menciptakan aplikasi menggunakan application programming interface (API) terbuka, dikenal sebagai subgraph, untuk data on-chain yang siap diakses yang telah diindeks oleh suatu jaringan operator node. Karena subgraph adalah sumber terbuka, siapa saja dapat memanfaatkan API ini untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi (DApps). Sebab pasar kueri mengenai data on-chain terbentuk karena penggunaan The Graph, token GRT mereka bertindak sebagai token utilitas untuk memberikan insentif kepada para partisipan di pasar ini.

Sejarah Singkat The Graph

Yaniv Tal, Jannis Pohlmann, dan Brandon Ramirez mendirikan The Graph pada bulan Januari 2019 untuk mengatasi masalah kueri data yang berkaitan dengan pembuatan kontrak pintar di Ethereum. Khususnya, sebelum pembuatan The Graph, para pengembang harus mengakses, mengindeks, dan mengkueri data dari blockchain agar dapat menggunakan server dan basis data in-house terpusat, dan karena hal ini, pembuatan aplikasi yang memanfaatkan data blockchain menjadi sulit, mahal, dan berisiko. Tim di balik The Graph kemudian menciptakan protokol pengindeks, melalui penggunaan subgraph, mempermudah pengembang melakukan penarikan data dari blockchain seperti Ethereum. Sehubungan dengan hal ini, tim The Graph menciptakan token GRT di blockchain Ethereum sebagai token ERC-20 yang memainkan peran utama dalam ekonomi proyek ini.

Pada Oktober 2020, sebelum peluncuran mainnet The Graph, tim proyek mendistribusikan token GRT kepada mereka yang akan menjadi partisipan jaringan. Suplai token beredar awal diatur pada 1.245.666.867 token GRT, 400 juta di antaranya terjual dengan ETH senilai US$0,03 per tokennya. Total suplai GRT untuk peluncuran mainnet diatur pada 10 miliar, dengan penerbitan token lebih lanjut melalui insentif pengindeksan dimulai pada sekitar 3% per tahun dan bergantung pada tata kelola teknis masa mendatang. Setelah tiga tahun pengujian beta, mainnet The Graph beroperasi pada Desember 2020, dan pada saat itu sekitar 12,5% dari total suplai token telah beredar.

Segera setelah pembentukannya, The Graph memperoleh banyak integrasi tingkat tinggi dari platform DeFi yang sedang berkembang. Jaringan ini mengindeks data dari jaringan Ethereum, InterPlanetary File System (IPFS), dan POA, dengan lebih banyak lagi jaringan pada masa mendatang. The Graph, dalam artian ini, menghilangkan penghalang teknologi dalam masalah kueri. Banyak aplikasi Ethereum yang telah mengonstruksi dan menggunakan subgraphs, termasuk Audius, Uniswap, Opyn, ENS, DAOstack, Synthetix, dan Moloch. Pada Februari 2022, investor Digital Currency Group, Multicoin Capital, Reciprocal Ventures, Gumi Cryptos Capital, NGC Ventures, dan HashKey menciptakan dana ekosistem sebesar US$205 juta untuk The Graph.

Cara Kerja The Graph

The Graph bekerja sebaga protokol yang mengindeks dan mengorganisir data dari blockchain, dan kemudian memprosesnya dengan cara yang lebih mudah diakses. Melalui protokol ini, para pengembang dapat membangun subgraphs, atau API terbuka, yang mengizinkan aplikasi terdesentralisasi (dapps) untuk mencari dan memproses informasi blockchain dan membangun solusi di blockchain. Proyek ini, yang mengeklaim bahwa mereka akan menjadi Google dari blockchain, menciptakan token Graph (GRT) yang dapat dikunci oleh pengguna jaringan di dalam berbagai layanan yang tersedia. Kegiatan staking ini memungkinkan para pemilik GRT untuk memperoleh penghasilan dari menyediakan layanan jaringan, seperti mengindeks dan mengkurasi.

Pengguna data terbuka The Graph Network diklasifikasikan menjadi empat grup: pengindeks, kurator, pendelegasi, dan konsumen. The Graph menggunakan mekanisme konsensus proof of stake (PoS), karena menerapkan kegiatan staking bagi para anggota jaringan ini.

Pengindeks mengoperasikan node di The Graph Network; mereka melakukan staking GRT untuk menyediakan layanan pengindeksan dan pemrosesan kueri, dan kemudian memperoleh GRT untuk layanan mereka. Kurator memberikan sinyal untuk API yang harus diindeks di jaringan dengan mendepositkan GRT ke kontrak yang terkait dengan sebuah subgraph, dan di sana mereka akan mendapatkan porsi biaya dari subgraph yang diberikan sinyal. Pendelegasi mengalokasikan GRT ke pengindeks sebagai ganti dari porsi biaya dan reward yang diterima oleh pengindeks tersebut, sambil membantu mengamankan jaringan. Konsumen membayar GRT untuk menggunakan layanan The Graph dan memperoleh manfaat dari layanan yang diberikan oleh jaringan. Konvergensi dari fungsi-fungsi tersebut, selain kualitas layanan yang diberikan oleh jaringan, juga mencakup model ekonomi dari proyek ini.

Untuk apa The Graph digunakan?

Token The Graph (GRT) umumnya digunakan staking pengindeks dan memberi sinyal oleh para kurator.

Pengindeks melakukan staking GRT agar menjadi lebih terlihat di pasar kueri The Graph dan mengamankan jaringan saat melakukan layanan jasa mereka. Kurator mendepositkan GRT di pasar kurasi untuk memilih subgraph yang akan membawa lebih banyak nilai untuk jaringan, dan setelahnya mereka akan menerima reward untuk layanan yang mereka lakukan.

Pendelegasi dan konsumen di The Graph Network juga menggunakan token GRT untuk menyediakan dukungan staking bagi para pengindeks dan untuk membeli layanan dari jaringan. Proyek ini juga menerbitkan token GRT baru untuk memberikan insentif kepada perilaku yang menguntungkan, seperti mengindeks subgraph baru.